BERFIKIR?

SUMBER GAMBAR :http://lifestyle.kompasiana.com


       Saat ada pertanyaan: Pernahkah Anda berfikir? jawabanya sudah barang tentu: Pernah!. Tetapi saat ditanya: Kapan Anda berfikir? Jawabanya akan amat beragam, ada yang menjawab; bila ada masalah, bila senggang, atau malah setiap saat berfikir katanya.
Berfikir menurut bahasa terdiri dari dua suku kata yaitu; imbuhan ber yang berarti melakukan sesuatu dengan sengaja dan kata baku fikir yang berarti nalar, akal, logika, atau otak. Maka berfikir bisa bermakna: secara sengaja menggunakan akal (otak).
Sedang menurut pemahaman umum berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep dalam diri seseorang (http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/11/thinking.pdf). Sedikit yang tahu kalau berfikir adalah kata kerja aktif.
       Seperti kabanyakan pekerjaan lain, berfikir juga harus memenuhi syarat tertentu agar layak disebut sebagai pekerjaan, syarat tersebut diantaranya: ada 'goal' atau tujuannya, ada masanya, ada kegiatanya, ada layout dan manajemennya, ada tempatnya, ada sarananya serta ada hasilnya.

a. Tujuan Berfikir
       Sering orang melamun dan berandai-andai disangka berfikir padahal lamunan itu tidak punya tujuan jelas dan berandai-andai terkadang justru merusak fokus dalam berfikir. Berfikir itu kegiatan yang harus jelas tujuannya dan mendalam sehingga orang bijak berkata: "Berfikirlah dengan jernih!". Fokus pada masalah, tidak 'dikotori' dengan fikiran lain yang tidak penting lebih-lebih bila fikiran itu negatif. Kita bisa fokus berfikir hanya bila tahu persis tujuan kita berfikir.Tujuan berfikir itu beragam dan insidensial. Bisa berfikir untuk pekerjaan, berfikir masa depan, memikirkan perkembangan diri atau berfikir meningkatkan mutu kerja. Bisa juga memikirkan kekuasaan Tuhan. Para pemikir biasanya masih harus berfikir tentang suatu pekerjaan padahal pekerjaan itu sedang berjalan (inprogres).
Tentukan tujuannya dan tentukan apa yang akan diraih lalu mulailah.

b. Berfikir Ada Masanya
       Dalam sebuah pekerjaan, masa atau rentang waktu mutlak diperlukan, begitupun berfikir. Bagaimana bisa berfikir kalau tidak ada waktunya. Sudah selayaknya kita menyediakan waktu yang cukup untuk berfikir dan sebaiknya waktu itu tetap dan teratur sehingga perlahan berfikir bisa menjadi kegiatan rutin.
Waktu yang tepat biasanya pagi sebelum tidur, pagi sebelum beraktifitas, siang atau sore setelah beraktifitas serta malam sebelum tidur. Namun begitu waktu ini relatif dan bisa dijadwal sesuai kebutuhan kita. Biasanya orang membutuhkan waktu sekitar setengah sampai tiga jam dalam berfikir. Bila di bawah setengah jam biasanya kurang maksimal hasilnya karena otak belum sempat 'mengendapkan' hasil fikiranya dan sudah dibawa beraktifitas yang lain.

c. Lalu Apa Kegiatanya?
       Banyak kita tidak mengerti berfikir itu apa sehingga menganggap suatu 'pekerjaan lain' adalah berfikir, padahal bukan. Apakah belajar disekolah atau di tempat les termasuk berfikir? Tidak. Karena dari nama kata kerjanya saja sudah berbeda, belajar dan berfikir.
Walau belajar itu termasuk kegiatan yang menggunakan otak, namun belajar hanya suatu proses melatih otak agar bisa berfikir, dan bukan kegiatan berfikir itu sendiri. Berfikir itu identik dengan perencanaan dan analisa.
Kegiatan berfikir hendaknya tidak bercampur dengan kegiatan lain. Jadi mengisi TTS, main ludo, monopoli, catur dan lain sebagainya jelas bukan kegiatan berfikir yang sesungguhnya tapi hanya sarana mengasah otak saja. Berfikir itu memproses informasi secara mental.

Analogi :
       Bila kita gemar menyelam atau diving, maka kita akan mencari tahu cara menyelam. Namun sepandai apapun anda tentang teori menyelam dan secanggih apapun peralatan anda, menjadi tidak ada artinya bila anda tak pernah menyelam sekalipun. Nggak lucu kan kalau kita mati-matian belajar tapi tak pernah sekalipun berfikir.
Kegiatan berfikir itu diantaranya: membentuk pengertian dengan analisa, membandingkan dan mengklasifikasi. Lalu membentuk pendapat dengan info yang sudah didapat (input) dan terakhir menarik kesimpulan dan membuat keputusan (output)
Secara umum proses berfikir meliputi memasukkan data referensi, merencanakan, cross cek, analisa, merenungkan sesuatu, memilah sesuai kategori, menguji coba dan mengingat. Secara gamblang berfikir itu menerima input, mengolah dan menghasilkan output.
d. Tempat Berfikir
       Berfikir dalam porsi besar harus mempunyai tempat yang khusus, sedang berfikir porsi kecil bisa sambil beraktifitas. Kelemahannya adalah kita sering berfikir dalam porsi besar saat sedang bekerja. Akhirnya berfikirnya kacau dan pekerjaannya terbengkalai. Berfikirlah dulu lalu bekerja.
       Ada pula berfikir yang insidensial sehingga tempat berfikirnya pun di TKP. Sering kita tahu beberapa orang penting memiliki ruang baca, beberapa instansi memiliki ruang rapat, dan tentara punya Control Room untuk menyusun strategi dan briefing. Mereka menyediakan tempat khusus untuk berfikir.
    Carilah tempat berfikir yang memacu kinerja otak kita. Bila kita ingin memikirkan sesuatu yang berhubungan dengan otak kanan yang identik dengan kreativitas, persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna, berpikir lateral, tidak terstruktur, dan cenderung tidak memikirkan hal-hal yang terlalu mendetail, maka sediakan atau carilah tempat yang mempunyai nilai keindahan, artistik, menyuguhkan 'arti' yang sarat sehingga kita terinspirasi.
     Tapi bila kita ingin memikirkan sesuatu yang berhubungan dengan otak kiri yang biasa diidentikkan dengan rapi, perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan, logika, terstruktur, analitis, matematis, sistematis, linear, dan tahap demi tahap, maka tempat itu harus mempunyai cukup referensi seperti panel-panel data, diagram dan tabel tertentu serta buku-buku(http://www.hendryrisjawan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=61:fungsi-otak-kiri-dan-otak-kanan&catid=66:mind&Itemid=92)
Contoh: bagi mereka yang bergerak di bidang ekspedisi maka tempat berfikir mereka biasanya memiliki peta. Sedang mereka yang gemar musik, ruang berfikir mereka biasa terdapat alat musik. Jangan heran kalau kita mau berfikir tentang ulangan matematika tapi memilih tempat di pasar induk, bisa pasti hasil ulangan matematikanya lebih 'becek' dari pasar itu.
Pilih tempat berfikir dengan bijak.
e. Layout dan Manajemen
       Seorang yang sudah terbiasa berfikir akan memiliki langkah kerja dan penataan kegiatan berfikir yang rapi, sehingga kegiatan berfikir menjadi efektif dan efisien. Padatnya waktu dan kegiatan menyebabkan kita harus punya langkah berfikir yang ringkas namun berkualitas (http://kaumbiasa.com/berfikir-sederhana-untuk-hasil-optimal.php.)
       Bila kita ingin memikirkan sebuah kegiatan pidato contohnya, maka semua hal yang berhubungan dengan itu harus difahami. Rencana A apa? lalu rencana B apa pula? dan seterusnya. Bila cara berfikir amburadul maka bisa dipastikan kita akan blank dan seperti swap memory diatas podium. Manajemen berfikir harus dilatih sehingga kita punya kekuatan fikir. Biasanya langkah kerja berfikir dimulai dari menentukan topik, mencari referensi, menyusun rencana dan klasifikasi menurut kategori, menentukan batasanya secara jelas sehingga tidak melebar kemana-mana, mengantisipasi masalah yang mungkin timbul dan mengingat langkah diatas sampai matang. Maka produk berfikir siap digunakan.
f. Sarana dan Prasarana Berfikir
       Prasarana yang jelas adalah akal yang jernih, badan yang fit dan suasana yang mendukung. Seringkali orang berfikir dalam keadaan lelah, mengantuk, serta dalam keadaan bingung, tentu cara ini tidak efektif. Mandilah bersih-bersih, segarkan badan dengan aktifitas ringan (pemanasan bisa berupa olah raga, ada brain sport yang kini sudah banyak direkomendasikan)(http://www.lintas.me/go/biiboo.wordpress.com/10-cara-olahraga-otak-_1/1/). Segarkan pula suasananya sehingga tercipta thinking area dan udara yang nyaman. Itu sebabnya ruang rapat memiliki sarana AC, kursi yang empuk dan biasa disediakan snack.
     Para religius sering berfikir dalam keadaan berpuasa, mengatur pernafasan, meditasi dan lain sebagainya. Tentu itu semua dilakukan agar mereka memiliki prasarana yang optimal dalam berfikir. Khusus untuk puasa, walau terasa lapar dan haus, namun bila puasa dilakukan dengan cara yang benar justru akan meningkatkan daya fikir karena puasa menyebabkan tubuh beristirahat 'mengurusi' perut sehingga energinya bisa dialihkan ke pembuluh darah lain termasuk otak (http://ariautomo.blogspot.com/2011/08/manfaat-puasa-bagi-otak-manusia.html.)
Bila diperlukan sediakan dan konsumsilah makanan tinggi protein yang mampu memacu dan mempertahankan daya fikir, seperti ikan, alpokat, dark coklat dan sebagainya (http://www.rumahwanita.com/10-jenis-makanan-peningkat-kinerja-otak.htm). Boleh juga mengkonsumsi seplemen pembantu untuk keadaan mendesak.
Sedang sarana berfikir lain sudah banyak dijelaskan dalam poin-poin sebelumnya.
g. Apa Hasil Berfikir?
       Mereka yang cara berfikirnya matang biasanya memiliki sikap yang mantab, tidak ragu-ragu, solusif, terarah dan punya pencapaian yang signifikan, up to date dan dinamis. Sedang mereka yang tidak senang berfikir akan tampil gugup, tergopoh-gopoh, sembrono, dan pencapaian yang sering kandas ditengah jalan karena kekurangan ide.
     Berfikir yang benar dan kontinyu akan menghasilkan pribadi yang punya ketetapan hati, sadar tanggung jawab, mampu membela kepentingan pribadi karena mandiri dan senang melayani orang banyak karena pekerjaanya efektif sehingga tidak menguras waktu. Dalam satu hari para pemikir menghasilkan banyak pencapaian sedang para tulalit hanya satu atau dua, itu saja tidak tuntas.
       Hasil berfikir jangka pendek bisa dilihat dari seberapa banyak pencapaiannya, tetapi tujuan jangka panjangnya adalah seberapa besar masalah yang bisa di fikir dan diatasinya. Semakin besar cara berfikirnya, semakin gemilang masa depanya.
      Mereka yang 'mengeluarkan' banyak buku dengan bahasa 'aneh' bertele-tele dan sulit dimengerti belum tentu pemikir, mereka hanya nyentrik. Sedang pemikir biasanya amat rumit bila bertemu sesama ilmuwan karena kepalanya penuh dengan formula dan rumus, tetapi amat lugas dan sederhana bila bersama orang awam, sikapnya mudah sekali terbaca seperti buku terbuka.
      Sedang hasil akhirnya adalah menjadi pribadi yang berguna karena fikir, bukan pribadi yang difikir tidak berguna oleh orang lain. Kaum pemikir selalu mempunyai 'tempat' yang tinggi di kancah kehidupan dan yang pasti Tuhan amat mencintai mereka yang mau berfikir.
Selamat Berfikir.
SUMBER TULISAN:
Dari Berbagai sumber.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Dikunjungi

Protected by Copyscape Plagiarism Check
MyFreeCopyright.com Registered & Protectedfor copyright
Animated Cool Shiny Blue Pointer
Diberdayakan oleh Blogger.

Key Word

Translate

Best Regard

Daftar Blog Saya